MELIHAT keadaan sosial yang sangat memprihatinkan ini dimana banyak ditandai perilaku koruptif, antisosial, egoisme seperti tergambarkan melalui bencana asap karena hutan dibabat-bakar habis, lalulintas yang semrawut, maka membicarakan sosok ‘ideal’ keluarga menjadi sesuatu yang sangat relevan. (Baca: SAGKI 2015: Keluarga Baik Munculkan Pribadi Berintegritas dan Berwatak Mulia (1)
Sekali lagi, kata Mgr. Suharyo dalam konferensi pers tentang SAGKI 2015 Jumat (30/10) tadi siang, kalau kita bicara tentang keluarga dimana para anggotanya diharapkan menjadi pribadi-pribadi yang dewasa, matang, dan berkepribadian mulia, “Maka inilah saatnya, Gereja Katolik Indonesia mau menawarkan pemikiran tentang keluarga-keluarga yang ideal.”
“Sekarang ini, masyarakat Indonesia sangat membutuhkan adanya pribadi-pribadi yang bermoral dan berwatak mulia,” tandasnya.
Berterima kasih pada keluarga
Pada bagian lain, Mgr. Fransiskus Kopong Kung juga menyampaikan pentingnya Gereja Katolik Indonesia, khususnya hirarki, menempatkan keluarga sebagai fokus perhatiannya. Gereja Katolik Indonesia menjadi seperti sekarang ini karena sumbang sih keluarga-keluarga katolik.
“Jadi, dalam SAGKI 2015 ini, sudah saatnya kita melambungkan pujian dan mengucap syukur kepada Tuhan dan keluarga-keluarga katolik,” terang Uskup Keuskupan Larantuka di NTT, Flores ini.
Pada kesempatan SAGKI 2015 itu pula, jelasnya, “Menjadi saat tepat dimana Gereja dan Hirarki mendengarkan suara-suara dari keluarga-keluarga ideal. Marilah kita mendengarkan kisah-kisah hidup mereka yang inspiratif agar keluarga-keluarga katolik yang baik ini menjadi anugerah bagi masyarakat dan Gereja,” tandasnya.
Kredit foto: Uskup Diosis Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung dari NTT, Flores, bersama Mgr. Ignatius Suharyo dan Romo Hibertus Hartono MSF. (Yohanes Indra/Dokpen KWI)
