Pesan Natal KWI-PGI Tahun 1998

“JANGANLAH TAKUT, SEBAB AKU MENYERTAI ENGKAU …”
(Yesaya 41:10)

Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus,

1. Dalam luapan sukacita penuh rasa syukur, kita bersama-sama menyambut hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus, Pembebas, Penyelamat manusia dan dunia. Kita bersukacita karena peristiwa itu menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada dunia ini (Yoh. 3:16). Kita bersyukur karena Alkitab menegaskan bahwa kedatangan Kristus ke tengah dunia bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan umat manusia (Yoh. 3:17). Kedatangan-Nya yang amat menakjubkan itu diberitakan oleh para utusan surgawi sebagai kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Para gembala yang menerima berita ini dipesan agar mereka ‘jangan takut’, karena “Hari ini, telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di Kota Daud” (Luk. 2:11).

Pesan yang sma dari Tuhan, juga pernah disampaikan nabi Yesaya kepada umat yang berada di pembuangan yang tengah menanti-nantikan pembebasan: “Janganlah takut, sebab aku menyertai engkau …” (Yes. 41:10). Umat dan persekutuan milik Allah terus-menerus mengalami kekuatan dan pengharapan dari Allah, sebab itu mereka tak perlu resah dan khawatir menghadapi masa depan yang tidak menentu. Allah hadir dan berada bersama-sama mereka dalam meniti sejarah. Ia tidak membiarkan manusia, umat yang dikasihi-Nya terus-menerus hidup dalam genggaman ketakutan dan kekhawatiran. Ia akan memerdekakan mereka dan tangan kanan-Nya akan memegang umat-Nya serta membawa kemenangan bagi mereka (bdk. Yes. 41:10). Kelahiran dan kehadiran Yesus di tengah-tengah dunia adalah bukti nyata penyertaan Allah itu. Dialah “Imanuel” – Allah menyertai kita (Mat. 1:23).

2. Penyertaan Allah sebagaimana dijanjikan itu memberikan penghiburan, pengharapan, kekuatan serta prospek masa depan yang baru bagi kita. Dengan demikian, kita mampu meneruskan tugas pengutusan di tengah-tengah dunia yang sedang berubah dengan amat cepat. Allah yang kita kenal dan kita imani adalah Allah yang setia menyertai perjalanan hidup kita: bahkan yang terlibat penuh dalam menetapkan masa depan hidup kita. Ia setia menuntun kita menyusuri jalan-jalan penuh rintangan; Ia menantang kita tatkala kita diguncang kesulitan hidup; Ia melawat kita ketika kita dalam keadaan terbelenggu; Ia peduli terhadap umat manusia yang mengalami penderitaan akibat permasalahan di bidang hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya, keagamaan; bahkan Ia meneguhkan, menguatkan, serta menyertai kita senantiasa melalui Roh Kudus (Yoh. 14:16-17).

Peristiwa Nata, peristiwa kelahiran Yesus Kristus benar-benar menghadirkan kembali seberkas harapan dan kekuatan baru bagi kita selaku persekutuan orang-orang percaya. Kondisi seperti itu telah dirintis melalui karya Yesus Kristus. Sepanjang masa hidup-Nya, Yesus selalu memberikan kekuatan, ketenangan, penghiburan, bahkan jaminan keselamatan yang pasti bagi orang-orang yang percaya. Kedatangan-Nya dimaksudkan agar umat manusia mempunyai hidup (Yoh. 10:10) sebab itu ia selalu bersedia memberi kelegaan serta membebaskan manusia dari beban yang berat (Mat. 11:28). Melalui ajaran, teladan, bahkan keseluruhan hidup-Nya, Yesus telah menunjukkan jalan bagi umat manusia agar mereka dapat keluar dari krisis yang dihadapi, karena Ia sendiri adalah jaminan bagi kehidupan yang adil, damai dan sejahtera. Sebab itu, persekutuan orang percaya tidak perlu takut lagi terhadap berbagai krisis dan tantangan yang menghadang tetapi dengan penuh keberanian meneruskan perjalanan melaksanakan tugas pengutusan di tengah-tengah dunia. Kita juga percaya bahwa Tuhan akan menyertai masyarakat dan bangsa kita dalam menjalani masa-masa pembaruan besar seperti sekarang ini. Saat-saat ini adalah saat rahmat Tuhan, yang memanggil kita untuk bersama-Nya mewujudkan kesejahteraan serta keselamatan bagi masyarakat dan bangs Indonesia yang majemuk. Dalam semangat cinta kasih Yesus Kristus, Penebus manusia dan dunia, kita bertekad untuk terus menerus membela serta memperjuangkan harkat, martabat dan kebebasan umat manusia serta keutuhan ciptaan Tuhan.

Dalam masa-masa sulit seperti ini selaku persekutuan orang percaya, kita semakin disadarkan akan panggilan Tuhan untuk berani mewujudkan tanda kebaikan Allah serta saksi kekuatan kerajaan Allah di tengah dunia yang sedang mengalami luka-luka dan derita.

3. Janji Tuhan bahwa Ia akan senantia menyertai, telah memberikan kekuatan baru serta penghiburan. Oleh sebab itu, marilah kita merayakan Natal dengan penuh syukur sambil bertekad untuk mewujudkan hal-hal berikut:

• Agar dalam hubungan dengan reformasi menyeluruh, kita mendukung dan mengambil bagian aktif dalam gerakan moral memberantas praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme mulai dari lingkungan terdekat serta secara taat asas mewujudkan sikap disiplin, jujur, terbuka dan bertanggung jawab di semua area;

• Agar semakin mewujudkan sikap arif dalam membaca tanda-tanda zaman, mempertajam kepekaan hati nurani serta kemandirian dalam menetapkan pilihan dan tindakan, khususnya di bidang-bidang yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luar;

• Agar dalam kerja sama dengan segenap potensi bangsa, kita melakukan langkah-langkah yang berdayaguna demi terwujudnya kehidupan yang lebih tertib, adil dan jujur di bidang-bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, keagamaan;

• Agar semakin memantapkan kehidupan iman dan penghatana keagamaan, menumbuhkan rasa solidaritas dengan sesama yang menderita dan tidak mementingkan kelompok serta golongan;

• Agar berupaya terus-menerus menggalan hubungan dan kerja sama dengan seluruh komponen bangsa demi terwujudnya persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila dengan menghargai kemajemukan Indonesia.

Akhirnya, di tengah-tengah badai krisis yang tengah menerpa, marilah kita merayakan Natal dengan khidmat dan sederhana sambil mensyukuri penyertaan Tuhan, dan dengan penuh keberanian melaksanakan tugas panggilan kita masing-masing dengan dikuatkan firman Tuhan: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20).

Selamat Natal 1998 & Selamat Tahun Baru 1999

Jakarta, Desember 1998