Pesan Natal KWI-PGI Tahun 1996

“SEORANG ANAK TELAH LAHIR UNTUK KITA, SEORANG PUTERA TELAH DIBERIKAN UNTUK KITA”
(Yesaya 9:5a)

Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus!

1. Memasuki perayaan Natal 1996 ini, mazmur syukurdan madah sukacita patut kita naikkan ke hadirat Allah dalam Yesus Kristus, karena kasih setia-Nya yang tidak pernah berubah, karena keselamatan yang Ia anugerahkan bagi manusia tidak pernah berakhir. Allah mengasihi manusia bukan dengan kasih yang setengah-setengah, bukan pula kasih yang mencari keuntungan. Ia mengasihi manusia dan dunia dengan kasih yang tulus, utuh dan penuh, kasih tanpa pamrih, kasih sejati, kasih yang menyelamatkan, bahwa kasih-Nya sampai ke langit, setia-Nya sampai ke awan (Mzm. 36:6); bahwa begitu besar kasih Allah, sehingga Ia berprakarsa untuk lebih dulu mengasihi manusia, dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus, untuk menyelamatkan manusia (Yoh. 3:16; 1Yoh 4:19). Kelahiran Yesus Kristus, Putra Allah pada peristiwa Natal adalah puncak kasih Allah bagi manusia dan dunia. Dialah Alfa dan Omega, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir (Why. 21:6)

Di sepanjang perjalanan hidup-Nya, Yesus telah menggelar karya terbaik dalam mewujudkan kasih sejati dan keselamatan abadi bagi manusia. Yang sakit Ia sembuhkan, yang mati Ia hidupkan, yang lapar Ia kenyangkan, yang haus Ia beri minum, yang susah dan menderita Ia beri penghiburan. Dalam latar belakang itulah pada Natal 1996 ini bersama nabi Yesaya kita kumandangkan berita kesukaan: “Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita ….” (Yes. 9:5a).

2. Bersama dengan persekutuan orang-orang beriman di segala tempat, kita mengungkapkan pujian syukur, karena di tengah-tengah perjuangan kita, seorang Anak telah lahir untuk kita dan seorang Putra telah diberikan untuk kita. Kasih-Nya dan kepedulian-Nya terhadap manusia menjadi sumber inspirasi dan sumber motivasi bagi kita untuk terus menerus mengungkapkan serta memperjuangkan harkat dan martabat manusia. Sebagai umat beriman kita harus menghargai setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Sikap dasar seperti itu adalah wujud nyata serta pengungkapan nilai-nilai kekristenan yang perrlu selalu kita kembangkan dalam seluruh aspek kehidupan.

Berangkat dari sikap dasar itu kita prihatin dan menolah setiap kecenderungan yang dapat menimbulkan konflik serta pengkotak-kotakan berdasarkan suku, agama, ras dan golongan. Kita prihatin terhadap maraknya sikap tertutup dan mementingkan budaya kekerasan, saling curiga serta berbagai tindakan yang merendahkan harkat dan martabat manusia.

Sebaliknya, kita mendukung setiap upaya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, mewujudkan persaudaraan dan kerukunan sejati, mewujudkan kesejahteraan secara utuh dan penuh, memantapkan pelaksanaan kebebasan menjalankan agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Melalui cara itu kita mengambil bagian secara bertanggung jawab dalam ikut mewujudkan kehidupan yang lebih damai, adil dan sejahtera (bdk. Roma 14:9; Mikha 6:8)

3. Peristiwa Natal meneguhkan kembali tekad dan kesediaan kita untuk mewujudkan damai sejahtera Allah di tengah-tengah sejarah masa kini, di tengah-tengah masyarakat dan bangsa kita yang sedang berjuang melaksanakan pembangunan. Putra yang lahir itu disebut Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Ia adalah dasar dan sumber kekuatan abadi bagi umat Kristiani dalam menapaki jalan-jalan menyongsong masa depan.

“Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita” (Yes. 9:5a). kenyataan ini mendorong kita sekalian untuk makin menampilkan persekutuan yang utuh, teguh, yang bermakna bagi masyarakat luas. Hanya dengan kinerja seperti itulah persekutuan kita dimampukan untuk menjadi saksi-saksi yang dinamik dari kasih setia serta keselamatan Allah, yang telah diwujudnyatakan oleh Yesus Kristus. Dengan demikian berkenan kepada Allah dan disukai oleh masyarakat sekitar.

Sebagai bagian integral dari masyarakat dan bangsa Indonesia yang majemuk, bersama dengan saudara-saudara sebangsa, kita ikut memikul tanggung jawab dalam upaya bangsa kita, mewujudkan cita-cita luhur Proklamasi, yaitu masyarakat yang adil, makmur, maju dan lestari, berdasarkan Pancasila. Sejalan dengan itu kita terpanggil untuk makin mengembangkan sikap inklusif, sikap senasib-sepenanggungan, sikap kesetiakawanan sosial, sikap saling menghargai dan sikap saling mengasihi.

4. Dalam merayakan Natal tahun 1996 ini, marilah kita tetap bersyukur dan bersukacita karena Allah telah mengaruniakan seorang Anak bagi kita yang senantiasa membimbing serta mengarahkan gerak pelayanan kita, bahkan yang telah mengambil bagian dalam sejarah kita. Oleh karena itu, dengan tekad kuat, marilah kita terus berusaha menjalankan tugas kesaksian kita sambil mengingat beberapa hal:

• Agar peristiwa Natal memberi penguatan, penghiburan dan pengharapan masa depan sehingga kita tetap tabah dan setia dalam menghadapi berbagai tantangan dan perjuangan, serta tetap teguh dalam persekutuanyang kukuh, memberi kesaksian tentang berita kesukaan di tengah dunia.

• Agar peristiwa Natal mendorong kita untuk melakukan refleksi melakukan introspeksi memantapkan kebersamaan, sehingga melalui proses itu kita mengalami pembaruan diri makin memahami tanda-tanda zaman, makin mampu menangkap apa maksud Tuhan bagi kita di tengah-tengah dunia yang sedang berubah.

• Agar peristiwa Natal makin menyadarkan kita terhadap tugas panggilan kita di tengah masyarakat majemuk Indonesia dengan berupaya secara sungguh-sungguh, untuk berperan secara positif dalam segala usaha untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

• Agar peristiwa Natal ini mendorong kita untuk meneruskan tugas perutusan Yesus dalam mengusahakan dan meningkatkan kesatuan serta persaudaraan, sebagai perwujudan yata dari keberadaan Gereja di tengah-tengah masyarakat.

Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa memimpin perjalanan panjang kita dalam memasuki masa depan, yang dikaruniakan Allah bagi kita.

Selamat Merayakan Natal 1996
&
Selamat Memasuki Tahun Baru 1997

Jakarta, Desember 1996