Pesan Natal KWI-PGI Tahun 1987

“TUHAN BERKENAN MELAWAT UMATNYA”
(Lukas 1:68)

Segenap umat dan anggota jemaat Kristen Indonesia, baik yang berada di dalam maupun yang di luar Tanah Air.

1. Saat ini kita merayakan Natal. Penginjil Lukas menjelaskan rahasia peristiwa agung ini melalui pujian Zakharia: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya” (Lukas 1:68). Tuhan menampakkan keprihatinan-Nya akan nasib umat-Nya, maka Ia berkenan melawat, datang mengunjunginya. Setiap kali Tuhan datang, lawatan-Nya berarti keselamatan dan kesejahteraan bagi mereka yang Ia kunjungi, seperti dimadahkan Pemazmur: “Engkau, Tuhan, mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan dan membuatnya sangat kaya (Mazmur 65:10). Umat Tuhan diumpamakan dengan tanah tandus dan kering, yang mendapat kelimpahan berkat, karena Tuhan melawatinya.

Dalam merayakan Natal, kita memperingati tanda wujud nyata dari lawatan Tuhan itu. Yesus datang atas nama Tuhan untuk mendatangkan keselamatan, penghiburan, kekuatan, seperti tampak dalam kehidupan dan karya-Nya. “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita” dan “Allah telah melawat umat-Nya (Lukas 7:16). Berbeda dengan kunjungan lain yang sering kali memberatkan, maka kedatangan Yesus memang diharapkan, karena mendatangkan berkat. Ia prihatin dan terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Ia memberikan diri dan segenap kasih-Nya, terutama terhadap yang lemah dan yang tersingkir.

2. Semangat keprihatinan dan keterlibatan ini akan selalu diperlukan baik pada masa sekarang maupun pada masa-masa mendatang. Dengan semangat keprihatinan dan keterlibatan ini, kita memberi jadwal atas pertanyaan: apa arti kedatangan Yesus bagi orang-orang, di mana saja di muka bumi ini, yang karena kemiskinannya tidak dapat memperoleh makanan dan perumahan yang layak; bagi orang-orang yang terancam hak-haknya bahkan terancam kelangsungan hidupnya, yang menjadi korban perebutan kekuasaan dan pengaruh.

Dengan semangat keprihatinan dan keterlibatan ini, kita memberi jawaban atas pertanyaan: apa arti kedatangan Yesus dalam situasi perekonomian dunia yang masih tetap memprihatinkan. Apa arti kedatangan-Nya dalam situasi peperangan yang tak habis-habisnya, yang telah mengakibatkan jatuhnya banyak korban.

Semua mereka ini sungguh mendambakan terlaksananya janji Tuhan, bahwa “Tuhan melawat umat-Nya unutk membawa kelepasan baginya”, melalui saudaranya, yang lebih beruntung dan lebih baik nasibnya. Mereka membutuhkan orang-orang yang terpanggil untuk memperbaiki situasi.

Perayaan Natal membuka pandangan baru, tidak hanya mengenai makna kehadiran Tuhan, kehadiran yesus Kristus, melainkan juga makna kehadiran umat kristiani di tengah masyarakat. Bukan sebagai beban, melainkan sebagai berkat, terutama bagi mereka yang sangat memerlukan uluran kasihnya. Dengan demikian tampaklah keikutsertaan kita menyejahterakan masyarakat, mempercepat terlaksananya cita-cita masyarakat yang adil dan sejahtera.

3. Dalam kaitan ini, kami Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia, ingin menyampaikan pesan dan harapan kami sebagai berikut:

• Hendaknya kita semakin peka dan tanggap terhadap nasib mereka yang kurang beruntung karena hal-hal di luar kekuasaan mereka, terutama mereka yang diperlakukan tidak adil atau dilanggar haknya.

• Hendaknya kita makin meningkatkan upaya untuk mengusahakan pemerataan kesejahteraan rakyat guna memperkecil kesenjangan sosial dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, bangsa dan negara kita, juga dalam kehidupan bersama antarbangsa di dunia ini.

• Hendaknya semua orang yang diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mengatur kehidupan dan nasib orang lain, dapat selalu menjauhkan diri dari segala tindakan yang melanggar hak sesama manusia dan yang bertentangan dengan rasa keadilan dan kemanusiaan.

• Hendaknya kita meningkatkan doa bagi para pemimpin negara kita, agar mereka dapat terus mempertahankan dan meningkatkan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama ini. Secara khusus kita mendoakan wakil-wakil kita dalam MPR/DPR, supaya benar-benar memperhatikan suara rakyat khususnya rakyat kecil.

• Hendaknya kita juga memohon bagi para pemimpin dunia, agar semakin sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian.

• Hendaknya kita berdoa juga bagi semua yang bertanggung jawab atas kehidupan dan kesejateraan rohani umat manusia, supaya mereka benar-benar melaksanakan tugas dengan penuh semangat dedikasi dan pelayanan.

Tuhan melawat umat-Nya untuk memberikan penghiburan, kekuatan, kegembiraan. Selayaknya kita satukan pujian kita dengan madah ini:

“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (Lukas 1:46-48).

Selamat Hari Natal 1987 dan Selamat Tahun Baru 1988

Jakarta, Desember 1987