Pesan Natal KWI-PGI Tahun 1982

“IA DATANG BUKAN UNTUK DILAYANI, MELAINKAN UNTUK MELAYANI”
(Markus 10:45)

Segenap umat dan anggota jemaat Kristen Indonesia, baik yang berada di dalam maupun yang di luar Tanah Air.

1. Hari ini kita merayakan kembali kelahiran Yesus Kristus. Injil mengisahkan: Yesus lahir sewaktu Kaisar Agustus memerintahkan untuk mengadakan pendaftaran penduduk dalam wilayah Kerajaan Romawi. Demikianlah Allah menggunakan peristiwa dalam sejarah itu untuk melaksanakan rencana-Nya, yaitu menyelamatkan seluruh umat manusia.

Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Yesus Kristus menjadi sama dengan manusia. Maksud Tuhan adalah, agar manusia dapat datang lagi kepada Allah. Inilah Berita Natal yang melampaui akal manusia. Inilah Berita Kesukaan yang menggembirakan dan memberi hiburan untuk semua bangsa di segala zaman. Yesus lahir dalam suasana kemiskinan dan kesederhanaan. “Ia dibungkus dengan lampin dan dibaringkan dalam palungan” – begitu Injil mengisahkan (Lukas 2:7).

Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Ia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Ia diutus secara khusus “untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, untuk memberikan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19)

2. Natal tahun 1982 kita rayakan di Tanah Air kita dalam suasana yang khas. Kita bangsa Indonesia sedang menilai pengalaman dan hasil-hasil pembangunan selama ini. Apa yang sudah kita capai, apa yang masih perlu disempurnakan. Penilaian ini dilaksanakan, agar kita dapat mencapai hasil yang lebih besar dalam waktu lima tahun mendatang. Kita melihat pembangunan itu sebagai pengalaman Pancasila.

Kita menyadari bahwa pembangunan adalah upaya dari rakyat, diselenggarakan oleh dan untuk rakyat, dengan pimpinan dan bimbingan Pemerintah. Kita membangun dengan maksud untuk menyejahterakan seluruh rakyat, membebaskan rakyat dari segala maksud bentuk keterbelakangan, kemiskinan, ketidakadilan. Kita ingin membangun untuk menyejahterakan dan membahagiakan manusia seutuhnya dan seluruh masyakarat, baik rohaniah maupun jasmaniah. Kerohanian sebagai ciri khas manusia menjiwai keseluruhan pembangunan itu. Perhatian khusus kita berikan kepada mereka yang paling memerlukan pelayanan. Mereka yang tercecer, yang terlupakan, yang ketinggalan dalam pembangunan.

3. Dalam suasana itulah Berita Natal berkumandang. Berita yang memaklumkan kasih karunia dan kebenaran. Yang mewartakan keselamatan dan kebahagiaan. Berita Natal menghimbau, agar semua yang bertugas memimpin dan membimbing, hendaknya melaksanakannya dalam semangat pelayanan. Berita Natal ditujukan kepada semua yang bertugas dalam kemasyarakatan dan pelayanan umum, agar melaksanakan tugas itu dengan penuh tanggung jawab. Dijiwai oleh Berita Natal itu, para bapak/ibu, para wali/orang tua, melayani putra-putri mereka. Dijiwai oleh Berita Natal itu, para pendidik, para pengasuh, dan para pembina melayani anak-anak didik mereka. Dijiwai oleh Berita Natal itu, para pekerja sosial melayani saudara-saudari kita yang miskin dan telantar. Dijiwai oleh Berita Natal itu para tenaga kesehatan melayani Saudara-saudara kita yang menderita sakit.

4. Berita Natal ditujukan kepada semua orang, di mana pun ia berada dan bertugas. Kewajiban yang dipikulkan pada pundak mereka merupakan sarana dan kesempatan untuk melayani, menyejahterakan, membahagiakan sesama. Tanpa semangat pelayanan itu maka penggunaan kekuasaan dan pelaksanaan kepemimpinan baik dalam bidang-bidang politik, sosial, eknonomi, kebudayaan, keagamaan, kepercayaan dan pendidikan, maupun di rumah tangga dan dalam pergaulan sehari-hari, adalah bertentangan dengan Berita Natal ini.

Kita turuti pola dan teladan Yesus Kristus, Sang Hamba:

“Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
Dan mengambil rupa seorang hamba
Dan menjadi sama dengan manusia”
(Filipi 2:7)

Selamat Hari Natal 1982 dan Selamat Tahun Baru 1983

Jakarta, November 1982