Jakarta, dokpenkwi.org – Komisi Karya Misioner Konferensi Waligereja Indonesia (KKM-KWI) bersama dengan Karya Kepausan Indonesia (KKI), mengadakan Pekan Misi Nasional IV 2019, mulai 18 hingga 20 Oktober 2019 di Gedung Pastoral Bumi Silih Asih, Keuskupan Bandung.
Pembukaan Pekan Misi Nasional IV 2019 ini dimulai dengan pemberkatan galeri misi yang dilakukan oleh RD. Hilman Pujiatmoko selaku Vikjen Keuskupan Bandung. Dalam sambutannya Romo Vikjen menyampaikan selamat datang di Gedung Pastoral Bumi Silih Asih, Keuskupan Bandung yang dibuat dari hasil permenungan Bapak Uskup supaya gedung ini menjadi tempat saling mengasihi seperti motto Bapa Uskup Bandung “Ut Diligatis Invicem” (Kasihilah Seorang Akan Yang Lain) dan salah satu kita patut bersyukur kepada para Uskup sebelumnya disini ada barang-barang yang dipakai oleh Mgr. Jacobus Hubertus Goumans, OSC lalu oleh Mgr. Pierre Marin Arntz, OSC ada juga Mgr. Alexander Soetandio Djajasiswaja serta Mgr. Johanes Maria Trilaksyanta Pujasumarta dan dua yang masih hidup adalah Mgr. Ignatius Suharyo dan Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC.
Galeri ini kalau dilihat dari kacamata iman barang-barang ini akan terasa hidup tapi kalau dilihat sepintas hanya barang biasa, jadi semoga dilihat dengan kacamata iman. Perjuangan sebagai seorang gembala Keuskupan Bandung sampai saat ini karena perjuangan dari para Beliau dan supaya kita selalu mensyukuri akan para Uskup yang berjuang di Keuskupan Bandung ini.
sambutan oleh ketua Steering Commite Pekan Misi Nasional IV 2019 Bapak George Warsanegara.
Acara dilanjutkan dengan menonton video kilas balik perziarahan salib misi di aula BSA dan kata sambutan oleh ketua Steering Commite Pekan Misi Nasional IV 2019 Bapak George Warsanegara. Dalam sambutannya Bapak George Warsanegara, mengucapkan rasa syukur atas selesainya rangkaian acara bidang edukasi misioner, bidang formasi misioner, bidang animasi misioner, bidang karitas misioner, bidang selebrasi misioner. Sebenarnya ini dimulai disejak tanggal 21 September 2019 yang lalu. Ajakan kepada seluruh umat Keuskupan Bandung untuk lebih menghayati tema Pekan Misi Nasional IV 2019 yaitu “dibaptis dan diutus”, melalui seluruh kegiatan pekan misi di lingkungan, paroki-paroki juga di keuskupan bandung ditanggapi dengan penuh antusias dan pro aktif dari para pastor paroki dan umat sehingga memberikan kesan positif. Semoga seluruh umat keuskupan bandung yang telah disegarkan kembali dalam menghayati tugas perutusannya dapat menjaga dan selalu setia pada iman misionernya.
Sambutan Vikjen Keuskupan Bandung RD. Hilman Pujiatomoko.
Dalam sambutannya Vikjen Keuskupan Bandung RD. Hilman Pujiatomoko apa yang menarik dari pekan misi ini, kami bersyukur diberi kesempatan lalu kami mencoba mengolah kira-kira apa yang bisa mengerakkan umat Keuskupan Bandung ini. Dan akhirnya kami menemukan satu salib tahun 1870an di paroki tertua kami di Cilegon, dan disinilah Salib itu menjadi kekuatan kami. Bahwa karya misi ini menjadi momen bagi keluarga-keluarga di Keuskupan Bandung dalam perjalanannya di 102 ribu umat, tetapi juga dalam hidup bermasyarakat dengan pemerintahan terutama di jawa barat ini sedang disorotnya masalah kebersamaan dan masalah kebinekaan dengan salib ini mencoba merenungkan bersama. Dan bahkan dengan salib ini kami mencoba menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah supaya memberantas korupsi yang ada dimana-mana, sehingga Jawa Barat bisa bertumbuh dalam perkembangan di pemerintahan. Intinya Romo Vikjen berterimakasih kepada KWI yang telah menunjuk Keuskupan Bandung menjadi tuan rumah Pekan Misi Nasional ke IV 2019. Kami mohon kepada para biarawan-biarawati, para pastor bekerjasama untuk memaknai salib di Keuskupan Bandung ini. Sehingga dengan ini mari kita mensyukuri atas apa yang boleh kita alami, dan nantinya akan ditutup pada misa penutupan pekan misi nasional pada tanggal 20 Oktober 2019 yang kebetulan bersamaan dengan pelantikan Presiden. Semoga berkat sumbangan gereja pada pekan misi dan bersamaan dengan pelantikan Bapak Jokowi, bangsa Indonesia semakin maju.
Setelah sambutan dari Romo Vikjen Keuskupan Bandung acara dilanjutkan dengan pentas budaya tarian cindai dari susteran RSCJ, tarian mantang kain dari Keuskupan Sintang dan drama treatrikal dari Keuskupan Bandung, serta sumbangan lagu oleh Romo Ferdinand, OSC.
