Pesan Natal KWI-PGI Tahun 1995

“JIWAKU MEMULIAKAN ALLAH, KARENA DIALAH JURUSELAMATKU”
(bdk. Lukas 1:46-47)

Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus,

1. Kita merayakan Natal tahun 1995 ini dengan penuh syukur dan kegembiraan, karena dalam Yesus Kristus Allah berkenan menyelamatkan umat manusia. Keselamatan itu telah ditawarkan-Nya kepada semua orang melalui perbuatan-Nya, sebagaimana disaksikan dalam perjanjian Lama, yang kemudian memuncak dalam kehadiran Yesus Kristus, sesuai dengan kesaksian Perjanjian Baru. Maksud kehadiran Yesus Kristus ditegaskan-Nya dengan berkata: “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10). Ia menerapkan kepada diri-Nya nubuat para nabi: “Roh Tuhan ada di atas-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk. 4:18-19).

Seluruh hidup-Nya dipenuhi dengan karya keselamatan bagi mereka yang menderita, yang tersisih, yang tersingkir (bdk. Luk. 7:22). Kelahiran-Nya dalam keadaan miskin dan papa menunjukkan, betapa Yesus Kristus mau senasib-sepenanggungan dengan manusia. Karena itu, tepatlah jika Natal kita hayati bersama Maria, yang mengungkapkan pujian: “Jiwaku memuliakan Allah dan hatiku bergembira, karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (Luk. 1:46-48).

2. Kita memuliakan Allah karena Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang besar bagi keselamatan manusia. Ia menghargai setiap manusia, meskipun di antara mereka terdapat berbagai macam perbedaan, baik dalam hal agama, suku, ras maupun golongan. Memuliakan Allah harus benar-benar tampak dalam keyakinan kita, bahwa setiap orang berharga dan berhak memperoleh penghormatan yang sama. Berdasarkan keyakinan itu, kita mendukung usaha-usaha yang menekankan pentingnya kesejahteraan manusia secara utuh, dan menyuburkan kesetiakawanan yang tulus dalam kehidupan seluruh masyarakat. Kita menampakkannya juga melalui perilaku sosial dan kemasyarakatan kita dengan pelayanan pendidikan, kesehatan – termasuk pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan perawatan terhadap penderitanya-, dengan perhatian lebih kepada saudara-saudara yang berkekurangan. Karena kekurangan, kemiskinan dan kesengsaraan tidak sejalan dengan maksud Allah menciptakan manusia.

Kita yakin, bahwa kesamaan manusia sebagai ciptaan Allah ini merupakan landasan bagi hak-hak asasi setiap warga negara, terutama hak untuk hidup, hak untuk memeluk dan melaksanakan ajaran agama, serta hak untuk membangun keluarga selaras dengan keyakinannya. Hak-hak ini tidaklah diberikan oleh negara atau masyarakat, melainkan sudah dimiliki manusia sejak ia diciptakan. Oleh karena itu kita terpanggil untuk terus menerus mengupayakan, supaya hak-hak tersebut dijamin dan dilindungi pelaksanannya di mana pun juga, dengan memperhatikan kehidupan sosial dan kultural. Dengan upaya-upaya itu kita berusaha menciptakan wahana dan situasi bagi rahmat Allah, yang sanggup mengubah dunia ini, sehingga menjadi tempat yang dipenuhi dengan semangat persaudaraan dan kerja sama antara para penghuninya (bdk. Flp. 2:12-13).

3. Natal mengingatkan kita kembali akan tugas dan pengutusan kita untuk menghadirkan dan melanjutkan karya keselamatan Allah. Syukur dan kegembiraan kita akan menjadi semakin utuh dan penuh, manakala kita berhasil menghadirkan keselamatan itu di tengah-tengah masyakarat dan bangsa kita. Karena keselamatan itu diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, maka amanat keselamatan itu haruslah kita perjuangkan bersama-sama dengan seluruh umat beragama, sebagai sesama hamba Allah.

Untuk melaksanakan amanat itu, kita perlu mewujudkan diri sebagai persekutuan umat beriman yang utuh sekaligus terbuka. Dengan kehidupan persekutuan yang utuh kita dimungkinkan untuk bergumul membangun kehidupan bersama dalam kebhinekaan. Sedangkan dengan keterbukaan, kita mempersilakan Allah mengutus kita untuk menjadi saksi atas karya keselamatan-Nya.

Dalam kesatuan dengan saudara-saudara setanah air, kita bertekad untuk mendukung semua upaya membangun masyarakat dan pemerintah yang bersih, berwibawa dan yang lebih tanggap terhadap aspirasi rakyat. Tekad itu kita lakukan dalam tanggung jawab dan ketaatan kita kepada Tuhan Allah kita. Kita perlu mengajak siapa pun yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk bersatu dalam persaudaraan sejati: membangun masa depan bangsa yang makin sejahtera, yang di dalamnya sikap saling menghargai dan saling mengasihi, mendapat tempat utama.

4. Dalam merayakan Natal tahun 1995 ini, baiklah kita menyadari bahwa Allah tetap memperhatikan kita, yang masih prihatin akan banyak hal. Dalam keyakinan seperti itu marilah kita berusaha:

• Agar peristiwa Natal, yang menyatakan kasih Allah itu, menghibur serta menguatkan kita di tengah usaha-usaha kita, untuk menjadikan hidup ini semakin bermakna;

• Agar kemuliaan Allah dapat ditampakkan dalam seluruh bentuk syukur dan kegembiraan kita, atas hadirnya tanda-tanda keselamatan Allah bgi segenap manusia;

• Agar sebagai gereja, warga masyarakat, bangsa dan negara, kita mau menjawab panggilan pengutusan untuk menjadi sarana perwujudan tanda-tanda keselamatan Allah itu, di tengah keluarga, masyarakat, dan dalam lingkungan pengabdian kita masing-masing;

• Agar kita menghayati sedalam-dalamnya persaudaraan serta kesetiakawanan dengan semua saudara sebangsa, untuk membangun masa depan bangsa yang  semakin sejahtera secara bersama-sama.

• Agar kita tetap bersikap kritis serta bertanggung jawab atas kehidupan bersama, di tengah maraknya dominasi kekuasaan, kekayaan, dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tidak selalu mengembangkan kehidupan bersama yang sejahtera, seperti yang antara lain tampak dalam keresahan akibat penyalahgunaan tenaga nuklir dan media massa;

• Agar kita menjadi saksi-saksi dari suatu kehidupan yang mampu menciptakan keadaan serasi dalam kebhinekaan, untuk mendukung pelaksanaan tugas kewajiban masing-masing dengan semestinya.

Pada akhirnya, kami ingin mengajak segenap umat Kristiani, untuk secara khusus bersyukur kepada Tuhan, atas penyertaan-Nya selama lima puluh tahun kemerdekaan bangsa dan negara kita.

Demikian pesan dan harapan kami. Kiranya Tuhan selalu berkenan mendampingi setiap langkah hidup kita, dengan berkat dan rahmat-Nya yang melimpah.

Selamat merayakan Natal 1995
&
Selamat memasuki Tahun Baru 1996

Jakarta, Desember 1995